Views
SLEMAN (SI) – Lahan yang dibutuhkan untuk penyelamatan situs candi Hindu yang ditemukan di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Sleman diperkirakan mencapai 600 meter persegi (m2).
Candi yang sementara memiliki dua nama yaitu Candi Pustakasala dan Candi Kimpulan ini membutuhkan lahan yang cukup luas untuk zona penyangga yang tidak bisa diganggu gugat. Ketua Tim Eksavasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Indung paca Putra menyatakan, lahan 600 m2 ini diambil dari 24 meter x 24 meter, yang merupakan masing-masing sisi terluar batas halaman di tambah zona penyangga sepanjang tiga meter. ”Cukup luas memang, karena selain diukur dari halaman terluar, juga butuh zona penyangga yang berfungsi sebagai zona penyelamatan dan pelestarian,” ujar Indung, kemarin.
Dia menambahkan,ukuran tersebut secara teknis diambil dari ditemukannya tiga lingga patok.Ketiga lingga patok ini posisinya di antaranya satu berada di depan pintu candi induk, satunya di sisi barat dan temuan terbaru lingga patok di sebelah barat. ”Dengan ditemukan lingga patok di sebelah selatan pada Kamis (28/1) serta sejumlah bebatuan yang diduga sebagai batas halaman ini,kita sudah bisa mengukur lahan yang dibutuhkan,”terangnya. Selain temuan lingga patok tersebut, lanjut dia, hingga kemarin tidak ada penemuan lain yang begitu mencolok.
Seperti diketahui penemuan candi ini pertama kali ditemukan pada Jumat 11 Desember 2009 lalu, saat sejumlah petugas pembangunan perpustakaan sedang melakukan penggalian. Saat ini bangunan candi sudah nampak jelas, terdapat satu candi induk dan satu buah candi perwara yang letaknya di depan candi induk tersebut. Di dalam candi induk, terdapat sebuah arca ganesha,dan lingga yoni (perwujudan Dewa Shiwa). Sedangkan di candi perwara terdapat sebuah arca nandi (sapi) serta dua buah lapik yg mengapit, serta sebuah lingga yoni, dan bak penampungan air sedalam 50 cm. Candi ini diperkirakan merupakan peninggalan Mataram Kuno sekitar abad ke 9.
Terpisah, arkeolog yang juga Kepala Pemugaran BP3 Yogyakarta Budhy Sancoyo menyatakan, jika diamati pada batas halaman pertama candi ini bentuknya berbelokbelok. Ada dua kemungkinan hal ini mengindikasikan bentuk tersebut kemungkinan mengikuti kontur tanah pada saat itu. Selain itu, kemungkinan kedua terjadi pergeseran lantaran terdorong lahar yang mengubur wilayah tersebut.”Kontur batas halamannya berbelok-belok. Ini ditemukan di beberapa titik, dan ada dua kemungkinan tentang hal tersebut,”terangnya. Sementara proses eksavasi tahap ketiga akan berakhir Sabtu (30/1) ini.
Setelah selesai proses tahap ketiga ini, pada awal Februari ini hampir bisa dipastikan sejumlah rekomendasi yang akan diberikan kepada pihak Yayasan Badan Wakaf UII.”Tahap eksavasi selsai, awal Februari ini akan ada rekomendasi. Setelah itu,kegiatan berikutnya adalah pengumpulan data data secara keseluruhan untuk menentukan tindakan berikutnya,” tandasnya. (nugroho purbohandoyo)
(seputar-indonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar