Views
BANJARBARU | SURYA Online - Upaya penyelundupan benda purbakala kembali digagalkan petugas keamanan bandara. Kali ini, petugas Aviation Security Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, berhasil menggagalkan pengiriman dua patung kuno ke luar Kalimantan.
Upaya pengiriman dua patung kuno yang diduga kuat berasal dari provinsi tetangga, Kalimantan Tengah (Kalteng) itu terjadi pada akhir Desember lalu. Namun, pihak bandara setempat baru mempublikasikannya, Selasa (13/1).
“Saat menemukan kedua patung ini, kami langsung menghubungi Dinas Pariwisata Kalsel. Dua minggu tidak ditanggapi juga, makanya kami ekspose lewat media,” ujar Manajer Operasi PT Angkasa Pura I, Halendra di terminal keberangkatan Bandara Syamsudin Noor.
Hadir juga Kepala Bidang Museum dan Kepurbakalaan dari Dinas Pariwisata Kota Banjarbaru, Hj Jubaidah. Ditunjukan pula kedua patung kuno terbuat dari kayu yang telah berhasil diamankan tersebut. Menurut Komandan Jaga Aviation Security Bandara Syamsudin Noor, Suparwito, kedua patung tersebut diamankan dari tas travelling seorang ibu bertubuh kurus dengan umur sekitar 50 tahun-an.
Saat itu, akhir Desember, perempuan yang mengaku bernama Atma ini buru-buru check in karena pesawatnya, Mandala, tujuan Jogjakarta dengan nomor penerbangan RI-353 segera terbang. Di pintu keberangkatan, semua barang bawaan calon penumpang di pindai melalui x-ray. Di layar komputer petugas terlihat jelas, di dalam salah satu tas traveling milik Atma muncul gambar dua buah benda berbentuk patung.
Kemudian yang bersangkutan diminta membuka tas tersebut. Di dalam tas, terdapat gulungan kertas koran. Ketika dibuka ternyata berisi dua patung yang dari penampilannya diduga kuat merupakan patung kuno. “Pembawa barang sempat mengatakan itu patung biasa. Tetapi terlihat patung kuno. Untuk menghindari penyelundupan barang cagar budaya, patung tersebut kami amankan,” ujar Suparwito.
Namun uniknya, pembawa barang tidak ikut diamankan. Bahkan kata Suparwito, pemilik barang menolak diminta untuk menunjukan KTP. Perempuan itu hanya mau menyebutkan nama dan alamatnya kepada petugas secara lisan. “Dia mengaku bernama Atma. Alamatnya di Jalan Margoyudan Nomor 65, Jogjakarta. Benar atau tidak nama dan alamatnya ini kami juga tidak yakin,” ujarnya.
Selanjutnya, Atma sepertinya tidak ingin terlibat masalah. Perempuan asal kota gudeg itupun memilih meninggalkan kedua patung tersebut di tangan petugas. Menurut Atma kepada petugas, patung tersebut diperoleh dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Namun tidak diketahui diperoleh dengan cara dibeli atau cara lain.
Bentuk kedua patung tersebut sangat berbeda. Salah satu patung berupa patung wanita. Tingginya 43 Cm dengan bagian bawah dibuat alas yang menyatu dengan kaki patung sehingga dapat didirikan dengan tegak di atas meja. Ukiran patung perempuan tanpa busana itu berwarna hitam dengan berat kurang lebih setengah kilogram. Lapisan luar ukirannya patung masih mulus.
Hanya, warnanya tampak kelam karena tertutup debu menahun dan sarang laba-laba. Patung perempuan itu menggambarkan sosok perempuan dayak. Ciri itu terlihat dari bagian daun telinga yang dikenakan anting panjang menjulur hingga ke bahu.
Patung tanpa busana itu setengah jongkok, dengan mata menatap tajam. Bibirnya terbuka sehingga menampakan empat gigi atas dan lima gigi bawah. Kepalanya pelontos tanpa ada ukiran rambut atau penutup kepala.
Sementara patung satunya, tingginya hanya sekitar 30 sentimeter dan jauh lebih ringan. Patung yang juga terbuat dari kayu ini berwarna lebih hitam pekat. Patung tersebut sepertinya sudah tidak utuh. Sebab, bagian bawahnya terlihat jelas bekas dipotong dengan cara cepat. Sebab potongan miring. Patung dipotong dengan menggunakan gergaji, hal itu terlihat dari gerusan di bagian yang dipotong.
Fisik patung yang satu ini sudah tidak sempurna. Rusaknya sepertinya dimakan usia. Kayunya juga sudah retak-retak. Namun masih terlihat menggambarkan seorang lelaki. bpost/ais
(Surya, Selasa, 13 Januari 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar