Views
PURBALINGGA -- Menyusul temuan potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah di pinggiran Sungai Klawing wilayah Bobotsari dan temuan batu mulia yang disebut batu Le Sang Du Christ (batu darah Kristus), Pemkab Purbalingga berencana membangun museum batu mulia dan artefak Neolitikum. Museum akan berada di sebelah Museum Uang Purbalingga di kompleks Taman Reptile dan Insekta Kutasari.
Bupati Purbalingga Drs H Triyono Budi Sasongko MSi mengatakan, bangunan museum akan dianggarkan pada Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2009. ''Bangunan akan kami tempatkan bersebelahan dengan bangunan museum uang Purbalingga di kompleks taman reptil dan insekta, tepatnya di kawasan taman buah Kutasari. Museum batuan ini juga akan menyatu dengan museum wayang,'' kata Bupati Triyono Budi Sasongko, Senin (13/7).
Sebelumnya, Bupati Triyono juga mengungkapkan hal tersebut ketika menerima rombongan tim geologi dan arkelogi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), akhir pekan lalu. Tim inilah yang dibantu para mahasiswa Fakultas Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, pada beberapa waktu lalu menemukan batu mulia Le Sang Du Christ dan temuan potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Klawing dan di Desa Dagan Bobotsari. Le Sang Du Christ yang konon merupakan batu mulia dengan kualitas terbaik oleh warga setempat sering disebutnya sebagai batu Nogo Sui.
Dikatakan Bupati, untuk bangunan permanen calon museum, nantinya berukuran 12 x 20 meter dengan biaya Rp 400 juta. Bangunan museum ini akan menampung koleksi bebatuan bersejarah yang terdapat di Purbalingga dan koleksi wayang di seluruh Indonesia.''Museum ini sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya, sekaligus menyimpan benda purba berupa batuan yang ternyata banyak terdapat di Purbalingga,'' kata Bupati Triyono sembari meminta agar Tim KRCB membantu koleksi temuan batu mulia dan temuan arkeologi lainnya.
Sementara itu Tim KRCB yang diketuai ahli geologi dan dosen luar biasa Fakultas Geologi ITB dan Fakultas Geologi Unsoed Purwokerto Ir Sujatmiko Dipl Ing, di sela-sela eskursi (penelitian geologi lapangan) lanjutan di bagian huku Sungai Klawing tepatnya di Desa Dagang, Kecamatan Bobotsari, mengemukakan, berdasar hasil penelitian, di sejumlah wilayah Purbalingga terdapat sedikitnya 50-an situs bersejarah.
Selain itu juga ditemukan potongan-potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah yang berserakan di sekitar air terjun di Desa Dagan dan disekitar persawahan milik warga di desa tersebut. ''Potongan batu yang kami temukan berupa beberapa potong limbah gelang batu berbahan dasar jasper hijau yang berbentuk cakram. Potongan batu ini diperkirakan berasal dari zaman neolitikum atau zaman batu baru,'' kata Sujatmiko.
Sujatmiko mengungkapkan, sejak tahun 1983, kawasan sekitar Bobotsari sudah dikenal di kalangan masyarakat batu mulia maupun arkeolog sebagai salah satu situs budaya manusia zaman neolitikum. Hal itu menyusul dilepasnya sejumlah hasil penelitian para arkeolog Indonesia tentang temuan benda-benda prasejarah di Purbalingga tahun 1980-an, salah satunya hasil peneletian arkeolog Harry Truman Simanjuntak .''Kedatangan kami kali ini, sebenarnya untuk mengetahui lebih jauh hasil temuan Truman. Kami juga akan memetakan kawasan mana saja di Purbalingga ini yang memiliki persebaran batu-batu peninggalan budaya manusia neolitikum,'' kata Sujatmiko.
Sujatmiko mencontohkan, temuan limbah gelang batu merupakan temuan yang sangat menarik. Hal itu menandakan kegiatan manusia masa neolitikum di Purbalingga, mulai melirik ke benda-benda estetik, bukan lagi berdasarkan fungsinya. ''Dari sumber-sumber arkeologi, gelang batu ini dibuat manusia prasejarah dengan menggunakan bambu dan pasir,'' kata Sujatmiko.
Sujatmiko menambahkan, pihaknya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari Pemkab Purbalingga untuk mengangkat temuan batuan bersejarah di Purbalingga sebagai upaya untuk mengangkat potensi pariwisata khususnya wisata geologi (geo tourism). Oleh karenanya, pihaknya akan segera menggelar lokakarya bertema 'Pemberdayaan Potensi Arkeologi dan Geologi Kabupaten Purbalingga Untuk Mendukung Pembangunan Daerah', pada bulan Agustus mendatang.
''Kami juga akan segera menyusun sebuah buku tentang temuan potensi bebatuan di Purbalingga khususnya batu Nogo Sui (Le Sang Du Christ),'' kata Sujatmiko sembari menyebut judul buku yang tengah disusun adalah ’Melalui Batu Nogo Sui Klawing, Menelusuri Jejak Peradaban di Bumi Purbalingga’. wid/kpo
(Republika, Senin, 13 Juli 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar